Jepara, 19 April 2025 — Malam suci Vigili Paskah menjadi puncak seluruh rangkaian Pekan Suci di Paroki Stella Maris Jepara. Sabtu malam (19/04), ratusan umat Katolik memadati Gereja Stella Maris untuk merayakan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dalam sebuah perayaan liturgi yang sakral dan penuh makna. Misa dipimpin oleh Romo FX. Tirta Dewantara, MSF (Vikaris Paroki), Romo Y. Risdiyanto, MSF (Provinsial MSF), dan didampingi oleh Frater Bofry Wahyu Samosir, SCJ berlangsung dalam empat bagian utama: Liturgi Cahaya, Liturgi Sabda, Liturgi Pembaptisan, dan Liturgi Ekaristi.

 

Liturgi Cahaya: Cahaya Kristus Menghalau Kegelapan

-Kristus Cahaya Dunia –

Perayaan dimulai dalam kegelapan total, simbol dari dunia yang menantikan keselamatan. Di halaman gereja, api baru diberkati dan Lilin Paskah dinyalakan, menjadi lambang Kristus yang bangkit dan mengalahkan kegelapan maut. Romo FX. Tirta Dewantara, MSF memimpin prosesi masuk ke dalam gereja sambil mengangkat Lilin Paskah, tiga kali menyanyikan “Kristus Cahaya Dunia”. Umat kemudian menyalakan lilin pribadi dari api Lilin Paskah, menciptakan panorama cahaya yang memukau dalam gelapnya malam.

Exsultet oleh Frater Bofry W. Samosir, SCJ –

Prosesi ini dilanjutkan dengan madah pujian Paskah atau Exsultet, yang dinyanyikan dengan penuh semangat, oleh Frater Bofry Wahyu Samosir, SCJ mengundang seluruh ciptaan untuk bersukacita atas kebangkitan Kristus.

Liturgi Sabda: Renungan atas Sejarah Keselamatan

Lektor dan Pemazmur Misa Vigili Paskah di Stella Maris Jepara-

Bagian kedua Misa terdiri dari tiga bacaan Kitab Suci yang menggambarkan sejarah keselamatan, mulai dari penciptaan dunia hingga nubuat para nabi. Khusus Bacaan Pertama dinyanyikan oleh Lektor bersahutan dengan Koor, menambah keanggunan Misa Vigili Malam Paskah ini. Bacaan-bacaan ini diselingi mazmur dan doa, serta diakhiri dengan kemeriahan madah Kemuliaan yang menandai masuknya bacaan Perjanjian Baru. Setelah madah Kemuliaan, dilanjutkan dengan Doa Kolekta, Bacaan Epsitola, Bait Pengantar Injil, dan Bacaan Injil tentang kebangkitan Kristus (Lukas 24:1-12).

Homili Romo FX. Tirta Dewantara, MSF-

Dalam homilinya Romo FX. Tirta Dewantara, MSF menyampaikan bahwa: “Malam ini kita tidak lagi menyeberang bersama Musa, tetapi bersama Kristus, Sang Anak Domba Allah, yang telah menebus kita dengan darah-Nya. Dalam sakramen baptisan, kita diangkat menjadi anak-anak Allah. Itulah identitas kita—suatu anugerah yang mulia dan tak ternilai. Malam ini adalah malam berjaga, malam penuh rahmat dan harapan. Marilah kita kenangkan malam ini sebagai malam yang suci, di mana kita menanti-nantikan terang yang mengalahkan kegelapan”.

“Marilah kita melanjutkan perayaan kudus ini dengan semangat hidup baru, dengan hati yang dibaharui oleh kasih Allah. Semoga dalam berjaga ini, kita dipenuhi dengan energi rohani yang segar, agar sungguh-sungguh siap menyambut Kristus yang bangkit. Kita berjaga bukan hanya dengan tubuh, tetapi dengan jiwa yang terarah kepada Tuhan. Kita dimampukan untuk melangkah, dan esok hari, dengan penuh sukacita, kita menyambut kebangkitan-Nya. Sebab itulah, saudara-saudari, salah satu ciri sejati orang Katolik adalah bangkit—bangkit dalam iman, dalam pengharapan, dan dalam kasih, bersama Kristus yang telah mengalahkan maut”, imbuhnya.

Kebangkitan bukan sekadar peristiwa masa lampau, melainkan realitas yang harus dihayati setiap hari. Kristus bangkit bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk dihidupi. Kita dipanggil untuk menjadi pembawa harapan, pembawa terang di tengah dunia yang penuh kegelapan.

Liturgi Pembaptisan: Pembaruan Janji Baptis

Meskipun tidak ada pelaksanaan pembaptisan pada malam ini, Liturgi Pembaptisan tetap dirayakan melalui pembaruan janji baptis. Umat diminta untuk menyalakan lilin kembali, kemudian menolak dosa dan memperbarui iman kepada Allah Tritunggal. Air suci diberkati dan dipercikkan kepada seluruh umat sebagai tanda pembaruan iman.

Dalam Liturgi Pembaptisan ini, Romo Y. Risdiyanto, MSF mengajak seluruh umat untuk berani merefleksikan diri secara lebih mendalam akan identitasnya sebagai orang-orang yang telah dibaptis dan hidup dalam terang Kristus.

Liturgi Ekaristi: Puncak Syukur atas Kebangkitan

Paduan suara dari Lingkungan St. Yusuf dan Sta. Maria –

Liturgi Ekaristi menjadi puncak dari seluruh perayaan malam ini. Persembahan dibawa ke altar dengan iringan lagu-lagu paskah yang meriah. Dalam suasana yang penuh haru dan syukur, umat menerima Tubuh dan Darah Kristus — santapan rohani yang menjadi kekuatan untuk menjalani hidup sebagai saksi kebangkitan.

Paduan suara yang bertugas (Lingk. St. Yusuf dan Sta. Maria) menampilkan lagu-lagu liturgi dengan harmonisasi yang indah, memperkuat suasana khusyuk namun penuh sukacita dalam perayaan Ekaristi malam ini. Gereja yang dihiasi dengan nuansa paskah—dari bunga-bunga segar hingga kain-kain liturgi berwarna putih dan emas—memperindah pengalaman rohani umat.

Sukacita Paskah dalam Kebersamaan Umat

Usai Misa, umat tidak langsung beranjak pulang. Di halaman gereja, umat saling mengucapkan Selamat Paskah, bercengkerama, dan berfoto bersama. Kegembiraan terasa dalam setiap senyuman dan pelukan—tanda bahwa kebangkitan Kristus benar-benar hidup dalam hati umat.

Perayaan Vigili Paskah malam ini menjadi pengalaman iman yang memperbaharui semangat umat untuk melangkah dalam terang Kristus yang bangkit. Alleluia! Kristus telah bangkit, sungguh, Ia telah bangkit! Selamat Paskah, Berziarahlah Dalam Pengharapan!

Berkah Dalem.